Jakarta, ERANASIONAL.COM – Komunitas motor GSrek Indonesia menerapkan filosofi khusus dalam berkomunitas. Hal ini diungkapkan presiden GSrek Dipo Latief yang menceritakan bagaimana komunitas motor bergenre adventure itu menjaga eksistensinya sejak berdiri di tahun 2015.

“Para pendahulu kita menerapkan manajemen yang baik, hingga jelang usia ke 9 tahun ini kami masih konsisten bahkan masih sering menggelar touring,” ujar Dipo Latief

Hal tersebut disampaikan Dipo Latief saat menjadi bintang tamu di podcast Anthem Theater yang dipandu oleh Andari Agustien,

Dipo Latief sendiri didaulat menjadi presiden komunitas pada 2023 lalu. Dipo saat itu menggantikan posisi Rudy Roesmanhadi yang sudah menjabat selama 2 periode.

Kepada Andari, Dipo bercerita bahwa baginya, menjadi Presiden Gsrek tidak memiliki tantangan terlalu berat, justru dia sangat menikmatinya.

Anggotanya sudah memiliki pengalaman dan sikap kedewasaan dalam berkomunitas.

“Orangnya enak-enak, sudah expert. Jadi, saya di situ juga banyak belajar dari mereka. Karena kami memiliki hobi, passion yang sama. Selain itu, kami selalu mengutamakan kebersamaan,” terang dia.

Di sisi lain, Dipo merasa senang para anggota komunitas selama ini aktif dalam memberikan ide, gagasan serta masukan-masukan membangun yang membantu tugasnya sebagai pemimpin komunitas.

“Mereka dari masing-masing chapter sudah banyak gagasan, saya hanya mengkoordinir. Jadi, sangat enjoy dan santai,” katanya

Menurut Dipo, saat ini anggota Gsrek berjumlah sekitar 700 orang.

Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

“Kita sudah memiliki banyak chapter di beberapa kota, bahkan ada di Malaysia,” ujar Dipo.

Di Panti Asuhan Ulul Albab, menurut Dipo, anak-anak diajari berbagai macam ilmu, khususnya ilmu agama selayaknya di pondok pesantren.

Dipo pun mengapresiasi rekan-rekannya di Chapter yang mendedikasikan diri mencetak generasi yang diharapkan menjadi pembawa pesan damai usai mendapatkan pengajaran dari panti asuhan

“Para anggota Chapter Jawa Barat jadi semacam orang tua asuh bagi ratusan santri di sana. Bahkan, sekarang pondok pesantren sudah mengalami perluasan dan jumlah santrinya terus bertambah,” imbuh Dipo.

Adapun kegiatan rutin yang dilakukan Gsrek, di antaranya touring, bakti sosial hingga kegiatan edukasi keselamatan berkendara.

Sudah tidak terhitung kegiatan touring yang mereka lakukan, baik dalam negeri sampai mancanegara.

Saat menggelar touring, Dipo Latief menyebut Gsrek mencoba mengeksplore lokasi-lokasi di Indonesia yang menawarkan potensi pariwisata.

Sehingga, menurutnya, kegiatan touring diharapkan turut mendongkrak pariwisata di Indonesia

Selain itu, touring juga dimaknai Dipo Latief sebagai kegiatan ‘healing’

“Naik motor (touring) itu banyak makna filosofisnya, Selain untuk me-refresh mental, kita dituntut untuk sabar dan terus belajar dalam menghadapi masalah atau tantangan. Ibaratnya, naik motor itu fokus ke depan dan menjadikan yang di belakang (masa lalu) sebagai kenangan agar kita mawas diri,” tandas Dipo

Selain touring, anggota komunitas juga tak pernah melupakan kebiasaan untuk perduli kepada sesama melalui berbagai kegiatan sosial yang mereka lakukan.

“Tapi kita nggak cuma touring, juga aktif di kegiatan sosial seperti santunan. Bahkan Chapter Jawa Barat mereka sampai bisa menaungi panti asuhan di Bandung bernama Ulul Albab yang membina ratusan anak kecil menjadi santri,” ungkapnya.

Di Panti Asuhan Ulul Albab, menurut Dipo, anak-anak diajari berbagai macam ilmu, khususnya ilmu agama selayaknya di pondok pesantren.

Dipo pun mengapresiasi rekan-rekannya di Chapter yang mendedikasikan diri mencetak generasi yang diharapkan menjadi pembawa pesan damai usai mendapatkan pengajaran dari panti asuhan

“Para anggota Chapter Jawa Barat jadi semacam orang tua asuh bagi ratusan santri di sana. Bahkan, sekarang pondok pesantren sudah mengalami perluasan dan jumlah santrinya terus bertambah,” imbuh Dipo.